Senin, 08 Juli 2013

benarkah? kkn era SBY lebih buruk dari soeharto?



Seorang teman bilang korupsi/KKN zaman SBY jauh lebih buruk drpd zaman Suharto. Benarkah? Ada benarnya, ada jg salahnya.
Korupsi di zaman Suharto, dilakukan secara lebih terkoordinir. Berpusat pd lingkaran kekuasaan suharto : anak, kerabat, konglo tionghoa, Korupsi terbesar zaman Suharto dan dlm sejarah peradaban Indonesia adalah Korupsi Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) 560 Triliun .
Korupsi BLBI itu bukan kesalahan Suharto semata tapi akibat dari Pakto Menkeu JB Soemarlin yg beri kemudahaan luar biasa utk dirikan Bank, Akibat Pakto (Paket Oktober) JB Soemarlin itu, bank2 tumbuh di Indonesia seperti jamur di musim hujan. Semua pengusaha mau bikin bank, Pakto Menkeu Soemarlin, muncul ratusan bank baru, lemahnya pengawasan (korupnya) BI, serakahnya para pemilik bank, krisis moneter. KLOP.
Sebelum terjadi krisis moneter 1997-1998, para pemilik bank yg umumnya pengusaha tionghoa, sdh lakukan perampokan pd bank sendiri,  Mereka merampok bank dgn melanggar 3 (legal lending limit), penerbitan surat2 hutang bodong, pemberian kredit ke grup usaha sendiri, dll.
Tanpa ada krisis monoter pun, perbankan Indonesia saat itu sangat tidak sehat. Krisis moneter hanya mempercepat meledaknya kebusukan bank-bank, Krisis moneter malah DIMANFAATKAN para pemilik bank utk RAMPOK uang negara cq BI melalui berbagai instrument tagihan bank palsu, Dan hebatnya, konglo No. 1 RI Liem Sioe Liong yg telah dibina Suharto puluhan tahun malah jd RAMPOK no. 1 dgn bobol BLBI 55.57 Triliun.
Setelah Salim via BCA nya rampok 55 T, disusul BDNI milik Syamsul Nursalim yg garong uang negara 41 Triliun. Dan seterusnya ..RI dijarah, Syamsul Nursalim kemudian buron ke Singapore dan jadi WN Singapore. Proxinya Artalitha Suryani (ayin) jd teman karib SBY/Ani SBY, BCA/ Salim Group hanya mengembalikan dana 36,77% dari dana BLBI utk BCA yg 55.6 Triliun itu. Rezim Megawati berikan Salim SKL (Lunas).
Syamsul Nursalim hny bayar 4.1 Triliun. Diberikan juga surat SKL dan kemudian dicabut lagi krna ada tunggakan baru 4.7 Triliun,  Total konglomerat perampok BLBI yg mayoritas Tionghoa itu lebih 25 orang. Namun sebagian dapat SKL dgn program MSAA Kwik Kian Gie, Hanya 25 konglomerat yg dinyatakan masih utang pd negara. Mereka kabur dan dinyatakan Buron. 1 org sdh ditangkap krn balik ke Indonesia.
2 orang diketahui sudah meninggal dunia (liem sioe liong di Singapore) dan Hendra rahardja /kakak edy tansil, di Australia), 
Artinya masih terdapat 23 konglo koruptor BLBI yg msh buron dan mayoritas tinggal & jd WN/PR Singapore. They want to come back to RI, Aneh tapi nyata, @KPK_RI tidak pernah serius usut korupsi BLBI ini. Kenapa? Jawabnya sangat mudah : buronan BLBI ini pendukung dana SBY.
Perhatikan saja siapa pengusaha/konglomerat yg ada di lingkar kekuasaan SBY (Ring 1), sbgn besar penjahat ekonomi. Proxy buronan BLBI, Lalu kenapa 2 bulan yg lalu tiba2 @KPK_RI umumkan akan usut lagi korupsi BLBI ? Itu hanya SANDIWARA. Hanya penipuan thdp rakyat. Dagelan.
Sumber kami menyebutkan, Istana intruksikan @KPK_RI utk pura2 usut lagi korupsi BLBI. Tujuannya ? Agar para konglo Koruptor BLBI takut,Para konglo korup BLBI itu memang sdh meninggalkan SBY. Mereka kecewa krn SBY gagal bantu mereka meski mrka sdh keluar uang banyak, ertangkapnya Ayin/Arthalita Suryani yg sahabat baik SBY/ANI SBY saat menyuap jaksa UTG 6 Milyar dulu, membuyarkan skenario SBY/konglo2.
Proses penghapusan delik pidana BLBI pun kandas. Para konglo BLBI tetap berstatus penjahat besar/buronan. Mereka kecewa pada SBY, Konglo korup BLBI itu alihkan dukungannya ke figur baru : Jokowi, yg akan terus mereka orbitkan sbg presiden. Tepatnya presiden boneka,  Pada Jokowi, semua konglomerat koruptor BLBI ini berharap. Pada Jokowi juga semua konglo tionghoa beri dukungan penuh.
Para konglo tionghoa yg sebenarnya juga bersaing satu sama lain, namun ketika beri dukungan pada Jokowi, semuanya bersatu padu, James Riyadi yg disebut2 dgn dukungan Clinton dan Partai Demokrat AS, serta bantuan pendanaan dari uang2 sumber ilegal dukung Jokowi, Sumber kami mengatakan bhw ada dana yg sangat besar (> 87 triliun) yg ditempatkan d Trust Fund Singapore utk mendukung pemenangan Jokowi, Uang > 87 Triliun itu blm termasuk dukungan dana dari Konglomerat koruptor BLBI, konglo2 dan tokoh2 tionghoa indonesia, 9 Naga dll.
Semua konglomerat Tionghoa ini, termasuk tokoh2 tionghoa RI in bersatu padu mendukung Jokowi sbg presiden RI pada 2014 yg akan dtg
Juga konglomerat Edward Suryajaya yg dari sejak awal menggagas rencana ini. Tokoh pribumi yg dukung Jokowi : JK, Djan Farid, Prabowo.
Namun, Prabowo lalu malah ambil jarak dgn Jokowi yg dinilainya lupa diri & lbh patuh ke konglo2 tionghoa tsb. Jokowi jd “musuh” prabowo, JK yg sebagai tokoh yg pertama sekali buka pintu utk Jokowi sbg cagub DKI, malah ditinggaklan Jokowi. Kepentingan JK diabaikan Jokowi, JK yg semula harapkan Jokowi bisa menangkan Bukaka utk proyek2 di DKI : MRT, Monorel, dll malah dikalahkan Jokowi, diserahkan ke ORTUS  ,Ortus adalah perusahaan milik Edward Suryajaya, salah satu donatur langsung Jokowi Ahok yg sdh habiskan uang sedikitnya 50 M utk Jokohok.
Prabowo & Djan Farid habiskan sedikitnya masing2 100 milyar utk bantu kampanye Jokowi-ahok. Konglo korup BLBI di bawah komando Luhut juga Konglo korup BLBI bantu US$ 25 juta (250 milyar) utk pemenangan Jokowi ahok. Kemudian tambahan Rp. 200 M utk promosi media jokowi, Itu belum termasuk bantuan dana yg diberikan secara tdk langsung, dimana para konglo secara diam2 membayar media2 utk promosi Jokowi, Tidak heran jika hampir semua media besar, TV, Koran, Majalah, Online, dll punya slot dan ruang begitu besar utk berita2 Jokowi s/d 2014.  
Kembali ke SBY, gerah melihat konglo2 BLBI lari dari dirinya dan alihkan dukungan ke Jokowi, SBY minta @KPK_RI beri “warning” ke mereka  KPK yg sdh jd budak istana dan pelacur hukum itu pun umumkan akan usut lagi BLBI. Progressnya ? NOL !! itu hny jd alat bargaining saja SBY mengkapitalisasi modal pemenangan pemilu/pilpres 2014 dr semua sumber : BLBI, BUMN, Kementerian/Lembaga, BBM, Tambang dst. Ampoon !.
SBY melakukan semua ini by design. Lihat saja bgmn koruptor pangan terbesar Jusuf Gunawan Wangkar, diangkat SBY jadi staf khusus Pangan,  Lalu SBY jadikan Jusuf Wangkar jadi Ketua Dewan Pengawas Bulog. Jusuf Cs lalu korupsi besar2an di sektor pangan. Bulog, BUMN, impor dll.
Selama 3 thn jadi stafsus Pangan Presiden, Jusuf cs sdh kantongi lebih 10 triliun hasil korupsi dan rampokan sektor pangan RI, Untuk pengelabuan, SBY perintahkan @KPK_RI tangkap koruptor2 pangan kelas teri elit PKS dgn bantuan ahmad olong (agen istana/AS/ausie)
Agar makin heboh, @KPK_RI diminta jadi news makers dgn rekayasa kasus korupsi teri elit PKS menjadi infotaiment, lngkp dgn cewek2nya, 
Kembali ke topik awal. Mana yg lebih korup Suharto atau SBY ? Suharto tdk terlalu mengejar materi kecuali anak2 dan kroni2nya, SBY bahkan rela menngkhianati bangsa dan negara dgn memaksakan niat jahatnya lepaskan Blok Mahakam utk asing pdhl Pertamina bisa kelola, Yang paling mengerikan adalah jika benar, SBY tega “menjual” Papua yg sebentar lagi akan intens suarakan kemerdekaannya dgn bantuan AS.
Pendirian kantor OPM di Oxford Inggris, penempatan 2500 pasukan AS di Darwin, Australia, intensnya lobi internasional, sikap AS/Aussie.., Maraknya aksi OPM di Papua, ekspansifnya Freeport dst dst…adalah rangkaian kegiatan yg terencana dan sistematis menuju Papua Merdeka !, Hampir 10 thn regim SBY berkuasa ternyata tidak mengkoreksi kesalahan fatal Regim Suharto. Luar Jawa tetap merana dan menderita,
Kini mulai tersiar gerakan Melayu Raya yg akan memisahkan Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi dari NKRI. Bergabung dgn Malaysia !
Gerakan Melayu Raya ini akan semakin tak terbendung jika Jokowi atau tokoh Jawa yg terpilih jadi Presiden RI pada 2014 yg akan datang.
Tdk terpilihnya tokoh non Jawa jadi Presiden RI, dinilai tdk ada jaminan bagi rakyat Luar Jawa terutama SKS utk dpt perbaiki nasib mereka .
Jadi, siapa yg lebih korup dan berbahaya bagi NKRI ? Suharto atau SBY ? Terserah penilaian anda masing2. Kita wait n see saja. MERDEKA !.
*sumber by @triomacan2000

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri Populer